Home » » Yudi Efrinaldi dan “Es Gak Beres”: Kreasi yang Tak Pernah Setengah-setengah

Yudi Efrinaldi dan “Es Gak Beres”: Kreasi yang Tak Pernah Setengah-setengah

Written By Evi Sri Rezeki on Sabtu, 09 November 2024 | 13.38

 

yudi-efrinaldi-dan-es-gak-beres
Yudi Efrinaldi dan “Es Gak Beres”: Kreasi yang Tak Pernah Setengah-setengah

Dunia kuliner selalu menarik perhatian bagi para wirausahawan baik pemula maupun professional. Ini disebabkan Indonesia memiliki kekayaan kuliner yang luar biasa. Namun di sisi lain, dunia kuliner juga penuh persaingan. Dibutuhkan sebuah inovasi untuk menarik perhatian konsumen. Adalah Yudi Efrinaldi, seorang mantan pegawai honorer, menemukan panggilannya di dunia kuliner setelah menghadapi berbagai tantangan hidup. Kegagalan demi kegagalan usaha tak menggoyahkan harapannya. Dengan tekad dan kreativitas, ia memilih mencoba bisnis minuman es, meski tak memiliki pengalaman formal. Bermodalkan kemauan keras, Yudi belajar secara otodidak dari video-video di YouTube. Ia bereksperimen mencampurkan bahan-bahan sederhana seperti susu, sirup, dan serbuk minuman. Kreasi yang tak pernah setengah-setengah menghasilkan racikan yang menyegarkan dan berbeda dari minuman es lain.

 

Nama “Es Gak Beres” lahir dari lelucon seorang teman Yudi yang bercanda bahwa es buatannya "gak beres" karena selalu habis dan mengundang antrean panjang. Bukan tersinggung, Yudi justru melihat potensi besar di balik nama itu dan menjadikannya identitas unik bagi produknya. Nama yang tak lazim ini menimbulkan rasa penasaran dan menarik pelanggan, terutama anak-anak muda. Kini, "Es Gak Beres" tumbuh menjadi merek yang memiliki ratusan cabang di berbagai kota. Ia membuktikan bahwa kreativitas dan keberanian untuk tampil beda telah mengantarkannya pada kesuksesan. Hingga ia didapuk sebagai penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 untuk Bidang Kewirausahaan.

 

Inspirasi Awal “Es Gak Beres”

Mimpi besar selalu berawal dari tekad dan langkah sederhana tapi konsisten. Kisah Yudi Efrinaldi untuk mengubah nasib sebagai mantan pegawai honorer yang lelah hidup dalam ketidakpastian ekonomi telah membuktikannya. Yudi sempat mencoba beberapa usaha, namun sayangnya tak ada yang bertahan lama. Alih-alih menyerah, Yudi merasa terpacu untuk mencoba lagi. Berawal dari video kuliner di YouTube yang memamerkan aneka minuman segar, ia tergerak untuk menjajal usaha minuman es.

 

Tanpa latar belakang di dunia kuliner, Yudi mulai bereksperimen dengan bahan-bahan seadanya: susu, sirup, dan serbuk minuman. Jamur Twini membayangkan, Yudi seperti Kolonel Sanders yang bereksperimen sebanyak 1000 kali sebelum menemukan resep ayamnya. Tentu bukan waktu sejam atau dua jam yang dibutuhkan Yudi untuk menciptakan kreasi minuman es ini. Apalagi minuman es merupakan minuman yang umum di Indonesia. Hasilnya? Rasa unik yang tak terduga. Sederhana, tapi penuh karakter, kreasi ini akhirnya menjadi cikal bakal dari apa yang kini dikenal sebagai “Es Gak Beres.”

 

Nama “Es Gak Beres” mungkin terdengar sedikit aneh atau bahkan “kurang serius.” Namun justru di situlah letak daya tariknya. Ceritanya bermula ketika seorang teman bercanda, “Es lo kok gak beres-beres, sih? Selalu habis, nih!” Mendengar komentar ini, Yudi tidak tersinggung, malah tersenyum. Ia sadar, nama itu justru punya daya tarik yang bisa memancing rasa penasaran. Sederet pelanggan yang penasaran segera tertarik mencoba, khususnya anak muda yang gemar hal-hal baru. Dengan nama itu, Yudi berhasil menciptakan brand yang segar, unik, dan langsung diingat. Sudut pandang Yudi yang selalu positif atau melihat yang benar dari sebuah peristiwa membuka pintu semesta terhadap banyak kemungkinan.

 

Perjuangan Yudi Efrinaldi dalam Membangun “Es Gak Beres”

Kesuksesan tidak pernah terjadi dalam satu malam. Tercipta dari mental yang ditempa dari berbagai kegagalan dan rintangan. Makanya banyak para wirausahawan bilang, kerjakan apa yang kita cintai. Sebab kita tidak akan mudah menyerah.

 

Kecintaan Yudi pada dunia kuliner sebenarnya tumbuh sejak ia kecil. Dari lingkungannya yang sederhana, Yudi sering membantu ibunya di dapur, menikmati aroma rempah, dan menyaksikan seni meracik bahan menjadi hidangan. Bagi Yudi, dapur adalah tempat ia belajar tentang rasa, kesabaran, dan kreativitas. Kenangan ini memberinya keberanian untuk terus mencoba ide-ide baru. Ini pula yang kemudian mendorong Yudi untuk menciptakan kombinasi rasa unik pada “Es Gak Beres,” memberikan pengalaman segar di setiap tegukan.

 

Tidak ada kesuksesan tanpa rintangan. Dengan modal pas-pasan, Yudi memulai usaha dengan alat seadanya. Kondisi tersebut tidak mematahkan semangatnya, justru menjadi alasan untuk lebih kreatif. Percayalah bahwa keterbatasan mengantarkan pada kreativitas yang maksimal. Tantangan pertama membuat racikan telah terlampaui oleh Yudi. Ia percaya bahwa minumannya memberi sensasi dan pengalaman unik bagi penikmatnya. Ya, sebagai wirausahawan kita harus percaya pada produk kita, kan?

 

Tantangan kedua tentu saja adalah menarik pelanggan. Untuk itu, ia kerap membagikan es secara cuma-cuma di awal, berharap orang tertarik dan kembali lagi. Dukungan teman dan keluarga ikut memberi semangat, dan sedikit demi sedikit, “Es Gak Beres” mulai memiliki penggemar yang setia.

 

Di tengah banyaknya minuman kekinian, Yudi menyadari pentingnya mempertahankan keunikan “Es Gak Beres.” Ia terus berinovasi, menghadirkan berbagai rasa unik yang jarang ditemukan di pasaran. Ditambah lagi, wadahnya yang berwarna-warni serta tampilan yang menarik membuat minuman ini tampak Instagrammable, sesuai tren anak muda. Baginya, kualitas adalah segalanya, sehingga Yudi selalu memastikan setiap minuman yang keluar dari kedainya punya rasa yang konsisten dan nikmat.

 

Kunci lain kesuksesan “Es Gak Beres” adalah hubungannya yang erat dengan pelanggan. Bagi Yudi, setiap interaksi dengan pelanggan adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Banyak pelanggan datang hanya untuk sekadar berbincang atau memberi masukan, yang ia anggap sebagai motivasi berharga. Dari sinilah Yudi merasakan bahwa pelanggan bukan hanya orang yang membeli, tapi juga menjadi bagian dari perjalanan dan kisah hidupnya.

 

Banyak yang sempat meragukan masa depan usahanya, apalagi dengan nama yang terkesan “nggak serius.” Namun, bagi Yudi, tantangan adalah bagian dari perjalanan menuju kesuksesan. Di saat kondisi ekonomi kurang bersahabat atau tren pasar terus berubah, ia berusaha mencari cara untuk bertahan. Dukungan keluarga dan teman-teman dekatnya memberikan kekuatan, mengingatkan Yudi bahwa perjalanan ini bukan sekadar bisnis, tapi juga memberi manfaat pada orang lain.

 

Nilai Hidup dari “Es Gak Beres”

Kisah “Es Gak Beres” mengajarkan banyak hal tentang hidup: kegigihan, kreativitas, dan keberanian untuk mencoba sesuatu yang berbeda. Yudi membuktikan bahwa kreasi yang tak setengah-setengah bisa menjadi sumber inspirasi besar jika diiringi dengan ketekunan. Baginya, “Es Gak Beres” adalah simbol ketidaksempurnaan yang justru memiliki nilai, bahwa kesuksesan bukan hanya tentang pencapaian, tetapi juga proses yang tidak selalu mulus. Ia ingin anak-anak muda belajar dari kisahnya, untuk tidak takut memulai, meski harus dari bawah.

 

Banyak orang takut memulai bisnis. Harus punya modal uang besarlah, mesti memiliki alat yang mumpunilah, wajib membentuk tim yang solidlah, dan sebagainya. Melalui “Es Gak Beres,” Yudi ingin menginspirasi lebih banyak orang agar tak ragu memulai sesuatu dari nol. Bagi Yudi, kisah ini adalah bukti bahwa usaha kecil bisa tumbuh besar dan memberi dampak luas. Di masa depan, ia berharap “Es Gak Beres” akan terus berkembang dan menjadi simbol semangat dan kreativitas.

 

#LFAAPADETIK2024 #BersamaBerkaryaBerkelanjutan #KitaSATUIndonesia

 

Sumber foto:

https://www.radioidola.com/

https://www.instagram.com/esgakberes/

SHARE

About Evi Sri Rezeki

0 komentar :

Posting Komentar